say something pleaseeeeee...!!!!

Say something please..!!
Now want you say something
Please say something..!!
Yeah believe me now, i’m only lied to you..


Hmm..
Heared that song make me remembered..
28 December 2002, pertama kalinya DAGO FESTIVAL digelar di bandung, yaa namanya juga DAGO FESTIVAL, festival atau pagelaran seni di sepanjang jalan dago. Banyak orang bilang, “blun ke bandung kalu blun ke dago”.
Jalan dago memang berada di pusat kota bandung, sepanjang jalan itu banyak Factory Outlet, yang sering di serbu turis- turis domestik, kata mereka sich belanja di FO itu murah!! Ada juga beberapa hotel berbintang yang mewah. Tapi yang paling menarik adalah suasana malming alias ‘malam minggu’ di dago. Mendadak sepanjang jalan dijajakan berbagai jajanan, mulai dari makanan ringan seperti jagung bakar dan mie instant dengan berbagai variasi hingga kini bermunculan cafe- cafe menawarkan tempat yang ‘cozy’ dengan harga terjangkau. Hmm.. thats dago street in my mind.
Kenapa panitia memilih jalan dago mungkin itu salah satu alasanya. Banyak juga radio- radio di bandung yang memarkirkan mobil mereka yang lengkap dengan studio kecil dan siap disulap menjadi mini panggung, guna melengkapi hiburan malam yang panjang itu. Kalau kau pernah atau memang berada di bogor, bayangkan saja Pajajaran atau Air Mancur yang juga menjadi pusat berkumpulnya ABG.
***
Back to 28 December 2002, 6 tahun sudah berlalu, tapi kenangan itu begitu melekat. Tak pernah benar- benar hilang dari ingatan, apalagi dari hati meskipun aku sudah berusaha keras melupakanya. Hmm.. seperti pagi ini, kunyalakan radio dengan gelombang yang tak pernah ku ubah, radio D. Pagi buta seperti ini 2 penyiar kocak selalu saja ‘membangunkan’ ku dari buaian mimpi.
Owang dan Vani, hah.. penyiar yang ga ada abisnya mencela, orang lain bahkan diri mereka sendiri, blak- blakan, aah.. pokoknya semua hal nyeleneh ada sama mereka!! Aku selalu saja tak tahan membayangkan mereka siaran seperti itu, pasti banyak ekspresi yang mereka lakukan. Aku begitu mengenal mereka, bukan hanya karena aku adalah pendengar setia mereka, tapi mereka pernah menjadi Mentor ku saat aku mengikuti Training menjadi penyiar di radio swasta tempat mereka bekerja dulu. Dulu segmenya adalah anak muda. Mereka kini berpindah ke radio dengan segmen pendengar ‘lebih dewasa’.
Lalu setelah mereka membahas tentang
“ mengapa film syur dinamakan FILM BIRU??
Apa ada hubunganya dengan warna biru yang ‘katanya’ dapat menimbulkan efek rileks??
Lalu benarkah saat menonton film biru ini kau akan merasa tenang dan rileks??”
DO YOU??
Mengudaralah sebuah lagu..

Now want you say something..
Please say something
Yeah believe me now, i’m only lied to you..!!

Simple, ga berarti cukup dalam dam aku tidak hapal lagi selain kata- kata itu dari liriknya, tapi punya mana yang sangat dalam, yaaa... at least for me!!
***
Terdiamku mendengarnya, alunan lagu seakan membawa setengah dari jiwaku ke masa lalu. Hmm... Hujan rintik kala itu, sebari menikmati sebuah Band membawakan lagu itu, sebuah tangan besar yang cukup kekar menutupi kepalaku, melindungiku dari rintik hujan yang sebenarnya membuat suasana ini menjadi sangat romantis. Suasana penuh sesak DAGO FESTIVAL tak menyurutkan niat kami untuk mengukuhkan bahwa kami muda- mudi penikmat malam panjang di dago.
“ keliatan ga Pus?” tanya Ardi yang memang cukup tinggi hingga pandanganya tak tertutupi orang lain.
“ lumayanlah, lagian denger juga udah cukup koq, ga terkenal ini khan Bandnya?”
“ iyaa tapi jangan sinis gitu ah!! Ga baik tau. Meskipun gitu mereka cukup keren khan bawain lagunya?”
“ yaaa...” jawabku malas sebari memutar mata.
“ tapi tau ga Pus, i wanna say something too!!” Ardy mendekatkan bibirnya ke telingaku setengah berbisik.
“ apa?” aku pun memalingkan muka ku padanya dan memandangnya penasaran.
“ ummmpp.. yang lain pada kemana nich?? Wah jangan- jangan kita kepisah lagi!!”
“ eh iyha juga ney..” aku pun jadi celingak- celinguk mencari kemana teman- teman kami yang lain, malam ini kami pergi ber- 6 meskipun kami bukan pasangan, kami bersahabat lintas angkatan. Bingung? Maksud ku, kami berbeda angkatan. Aku, Ardi, Resdya, dan Bonita satu angkatan, dan Tama juga Tezar 1 tahun lebih tua dari kami berempat, kakak kelas!! Perhatianku pun tak lagi tertuju pada kata- kata yang Ardi bisikan tadi, meskipun hatiku masih sedikit bertanya- tanya.
Kami pun memutuskan berjalan kembali ketempat Ardi memarkirkan mobilnya, berharap yang lain juga akan mempunyai Instinct yang sama untuk kembali berkumpul. Ardi melingkarkan tanganya mendekapku, melindungiku dari sesaknya jalan ini, anehnya, aku tak merasa risih. Yaaa... perempuan mana yang tidak merasa senang dilindungi oleh pria, tampan pula. Meskipun Ardi adalah sahabatku.
Kamipun sampai di tempat parkir, tapi tak kami lihat satu pun dari teman- teman kami berada disana.
“tuch khan ga ada!!”gimana dun Di?”
“ yawda lah sabar aja, kita tunggu.” Ardi mengelus kepalaku, menenangkanku.
“ duduk di Kap mesin boleh yha Di? Pegel!”
“ iya, duduk aja, tapi awas kalu bikin baret! Wheheh...”
Setengah jam berlalu, aku pun mulai merasa kesal. Terutama perut ku mulai lapar!!
“ digg.. kemana sey mereka, laper ney..”
“ yaa gimana dun Pus, mereka sengaja kali, biar kita bisa berdua an kaya gini lama- lama”
“ apa an sey lu??!!”
“ yawda telpon yuks, ada pulsa ga?”
“ ga ada, wartel aja yuks..” tahun 2002 pulsa bukan barang murah, setidak nya untuk kami siswa SMA.
Untungnya wartel tak terletak juah dari situ, tapi meskipun sudah kami telpon semua nomor mereka tak ada yang diangkat, mungkin mereka juga enggan menjawab HP di tempat yang penuh sesak seperti ini, takut ilang boo..!! HP masi jadi barang mewah.
“ gimana dun?” tanya ku putus asa pada Ardi.
“ yawdalah kita balik ke mobil, siapa tau mereka dag pada insaf balik ke mobil, kalu engga yha kita cari makan berdua aja yang deket- deket sini. Gimana?”
“ oke dech..”
And guest what?! Setibanya di parkiran kulihat mereka sudah disana, bercanda tawa. Sialan benar mereka, aku bingung dan kwatir memikirkan mereka, ehh.. mereka asyik- asyik saja.
“ eh beduaan mulu, dari mana seyy?? Kita dag nunggu lama ney!” tanya tama sebari tertaw- tawa jahil.
“ gila lu!! Kita bedua ney uda nunggu kalian pada dari abad lalu, tuch kita dari wartel telpon nin lu- lu!” aku menjawab dengan sedikit kesal.
“yeee.. bukanya asyik beduaa!! lagian HP kita ditinggal di tas tuh di dalam mobil, takut ilang gila!!” jawab tezar sambil mengedipkan matanya.
“ tuhan, terbuat dari apa teman- teman ku ini?”
“ whahaha... dari jerami Pus..” jawab Bonita sebari merangkulku bermaksud menenangkan aku.
“ udah ah, tuan putri ini laper jadi naik darah bro, yuk cabut ke cilaki, makan.” Ardi menengahi.


“ eh Pus, temenin aku beli BUBBLE DRINK yuks di depan Gedug sate” pinta Ardi.
“ tapi kahan kita udah pesen makanan Di?” jawabku sedikit keberatan.
“yhaaaa ampun makan juga butuh minum kali Pus!!” sergah Resdya.
“ koq kalian tampak memihak Ardi hari ini, oke, tapi koq aku doang, emang kalian ga pengen minum juga?”
“ kita uda pesen tadi buu..!”
“ trus koq Lu kaya orang ngidam segala pengan Bubble Drink?”
“ udah ikut sanah, enak tau, lu juga belun coba khan?” Tama manjawab dengan nada sedikit berat dan menatapku dalam- dalam, seakan menyiratkan banyak arti.
“ apa?” tanya ku lembut
“ coba aja dulu, gue jamin dia ga akan bikin lo sakit kaya yang lain!” jawab tama. Sedikit ga nyambung tapi yawdalah, toh aku juga sudah mengankat pantat ku dari kursi kayu yang ku duduki.
***
“ slice ice coffee plus oreo yha mas, kamu apa Pus?” Ardi memang suka minuman yang pahit.
“ aku taro aja mas, tapi jangan terlalu banyak es nya, malem ney!!”
“ oke mba, ditunggu yha.” Jawab mas- mas Bubble Stations. Mobil yang dirancang sedemikian rupa sehingga memuat banyak alat-alat untuk membuat minuman yumm-o.
Kami pun duduk di dalam mobil sambil menunggu pesana kami jadi. Dan lagu Say something tadi berkumandang lagi.
“ Pus, say something lagi..!!”
“ Iyha DI, jadi ngingetin gue, tadi lo bilang mu say something, apa an?”
“ ummp... apa yha..??”
“ koq tanya lagi?”
“ tar aku inget- inget dulu yha Pus..”
“terserah”
Lagu pun berganti
Ooo... life goes on..
“ eh ini Lean Rimes khan Di?” tanyaku membuyarkan lamunan Ardi.
“ eh.. iyha..”
“ are u ok?”
“ Pus, kamu mau jadi cewek aku? “ tanya ardi sambil menatap dalam mata ku.
“ ahhh.. ga salah?”
“ yha ga lah!! Kenapa emang?” Ardi balik tanya padaku.
“ kita khan Best Friend!!”
“ yeah but I love u, I do!”
“ buktinya?” hhhh.. pertanyaan standard cewek kalu ditembak cowok..!!! kriukk..
“ close ur eyes beib.. “ pinta Ardi dan entah mengapa, aku menurut saja. Kurasakan tangan hangat yang tadi memeluk ku sepanjang perjalanan menuju tempat parkir menyentuh keningku.
“ aku sayang kamu Puspa..”
Ku buka mataku, kulihat bibir Ardi sudah begitu dekat dengan ku, dia akan mencium keningku!!!
“ maaf mas ini pesenanya..” terdengar suara mas- mas Bubble Station dari luar mobil. Ardipun tersentak dan segera memalingkan wajahnya keluar jendela mobil dan mengambil gelas plastik berisikan minuman pesanan kami dengan kikuk.
“ ah si mas, ganggu ajha, oke trims..” jawab ardi sok santai. Sementara aku begitu malu, telan saja aku bumi...!!!
“ so gorgeous, would u?” tanya ardi padaku.
Aku hanya terdiam.. .. .. bahkan cukup lama.. .. ..
Tuhan benarkah ini??
Apa yang harus ku kata kan untuk menjawab ini??
aku terus terdiam karena asyik berdiskusi dengan tuhan dalam hati, hingga akhirnya Ardi menepuk paha ku. Cukup keras!!
“ Pus, say something please..???!!!”
Aku hanya mengangguk, entah apa maksudnya.
“ Would u Pus???????” tanya Ardi sekali lagi, tak mengerti maksud dari anggukan ku.
“ hmmm... i think ya...” aku pun tersenyum. Ini memang sulit di percaya, tapi aku yakin cinta akan datang disaat yang tak terduga, dan tak pernah salah. Meskpun rasa ini belum begitu nyata, tapi ku yakin ini semua terjadi karena kehendak tuhan. Dan kuyakini, Ardi yang sudah bugitu kukenal, akan membuatku menjadi wanita yang bahagia. Karena selama ini aku begitu cemburu jika ia bercerita tentang apa yang terjadi antara dia dan pacar- pacarnya, begitu romantis dan bahagia. Sekarang aku memiliki kesempatan itu dan tak perli merasa cemburu lagi, karena Ardi miliku sekarang.
“ thanks a lot hon” ardi pun mencium keningku. Tak ragu lagi!!
***
Kami pun kembali ke tempat kami memesan makanan dan meninggalkan teman- teman kami. Di iringi lagu Watersheid..

Ur my little indigo girl
Indigo eyes
Indigo mind
Cuz ur my little indigo girl...

Lalu saat aku kembali dan berjalan menuju teman- temanku, mereka berteriak..
“ciiiiiyyyyyyyyyyyyyyeeeeeeeeeee.............!!!!!!”
Ternyata mereka sudah mengetahui semua ini, sudah direncanakan dari awal!! Bahkan adegan perpisahan tadi, uuuuurrrrgh!! Dasaaaaaaaaar!!!

***

Sejak saat itu lah hari- hari ku tak lagi sepi, Ardi selalu membuatku merasa menjadi perempuan yang sangat beruntung karena pernah menjadi miliknya. Meskipun kini Ardi entah dimana, karena setelah lulus SMA, di tahun ke -2 kami pacaran, Ardi kuliah di Australia, dan kamipun saling menyadari Long Distance Relationship tak mudah maka kamipun sepakat untuk mengakhiri hubungan ini.
“ please say something.. yeah believe me now i’m only lied to you..”
Aku pun jadi ikut bersenandung.
Dimanapun kamu sekarang berada
Lagu ini akan selalu mengingatkanku padamu
Hari itu, 28 December 2002
Akan menjadi hari yang bersejarah dalam hidupku
Seperti katamu Di, tali yang disimpul mati tak kan pernah lepas
Telah kau simpul hatiku dengan keromantisanmu
Dan kini ku biarkan saja anganku melayang ke hari itu
Ku biarkan semua tentangmu menari- nari dalam khayalku hari ini
Hanya hari ini..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mushola kami doa kita

cinta terakhir - anang syahrini.. :)

CURahan HATi yang NYEleneh..!! --» CURHAT NewYearEve..